Malang flower karnival

karnival

Malang Flower Carnival (MFC) kembali digelar, Minggu (4/9/2016) di sepanjang Jalan Ijen Kota Malang, Jawa Timur. Pergelaran tahunan di Kota Malang yang sudah ketujuh kalinya itu diikuti oleh 200 peserta.

Pantauan KompasTravel, festival yang berlangsung mulai pukul 13.00 WIB itu sempat diguyur hujan. Sejumlah warga yang sudah memadati lokasi festival akhirnya harus berteduh. Bahkan, sejumlah pejabat yang hadir dalam pembukaan festival itu terpaksa memberikan sambutan di bawah rintik air.

Beruntung, hujan mulai reda setelah para peserta festival satu persatu memasuki lapangan utama. Alhasil, meski sempat diguyur hujan, pelaksanaan MFC tetap berlangsung meriah.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni dalam sambutannya mengatakan, Malang Flower Carnival itu menggabungkan kesenian fashion, tari-tarian dan musik perkusi. Harapannya, dengan adanya MFC kunjungan wisatawan ke Kota Malang semakin meningkat.

“Kegiatan ini untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan budaya. Juga untuk meningkatkan perkembangan wisata di Kota Malang,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Wali Kota Malang Sutiaji. Menurutnya, Kota Malang merupakan Kota Wisata yang minim sumber daya alam. Dengan begitu, pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan wisata dari potensi sumber daya manusia yang ada.

“Karena Kota Malang tidak punya SDA, padahal kita merupakan kota pariwisata. Jadi ini untuk meningkatkan destinasi wisata di Kota Malang. Supaya para wisatawan tidak sekadar transit aja,” ungkapnya.

Sutiaji menjelaskan, sebelum di daerah lain ada festival yang dikemas dengan penampilan berbagai karangan kostum, di Kota Malang sudah memulai. Tepatnya pada tahun 2012. Dari Kota Malang itu, lalu muncul festival yang tidak jauh beda di daerah-daerah lain.

“Malang sudah mendahului di tahun 2012. Sebelum di Banyuwangi dan di Jember,” ujar Sutiaji.

Terkait hujan yang sempat mengguyur di awal pelaksanaan, Sutiaji mengaku sudah berupaya untuk tidak turun hujan. Bahkan ia sudah mengerahkan tujuh pawang hujan.

“Pawang sudah tujuh. Tapi Tuhan yang punya rencana. Walaupun di tengah-tengah hujan, kita pekikkan semangat. Ini lah bentuk apresiasi terhadap kreatifitas kita,” katanya.

sumber dari : MALANG, KOMPAS.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *