Pawai mobil hias 2017

  Dalam rangka ikut memeriahkan dan berpartisipasi dalam kegiatan pawai mobil hias yang diadakan oleh Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kelurahan Merjosari  ikut serta dalam kegiatan tersebut dengan mengeluarkan dua mobil hias yang bertema Kampung Belantik ( Belanja Petik ).Didalam kegiatan tersebut Merjosari mendapatkan penghargaan berupa favorit 3.

Dirgahayu ke 72 Republik Indonesia

Dalam rangka ikut memeriahkan kegiatan HUT ke 72 Republik Indonesia, di Kelurahan Mejosari emnadakan kegiatan upacar bendera yang diadakan di lapangan Kelurahan Merjosari.

Upacara tersebut diikuti oleh semua instansi pendidikan yang ada di lingkungan Kelurahan Merjosari termasuk juga lembaga -lembaga terkait lainnya, diantaranya LPMK,PKK,BKM, LINMAS, Karang Taruna, dan tokoh – tokoh masyarakat.

Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Lurah Kelurahan Merjosari yaitu Drs. Abdullah.

Ada kegiatan pentas seni setelah acara inti selesai , dan juga pembagian piala bagi peserta yang dinilai bagus dalam mengikuti upacara, baik dari segi  kekompakan tim , pakaian dls.

TANAMAN PERKEBUNAN

DiKelurahan Merjosari banyak kita jumpai tanama jeruk , khususnya di RW. 007.

Sudah semakin banyak warga petani yang menanam jeruk, yang sering ditanam adalh jenis jeruk siam pontianak

Jeruk Pontianak (citrus nobilis var. microcarpa) merupakan jenis jeruk siam dengan ciri fisik kulitnya tipis dan licin mengkilat. Jeruk Pontianak mempunyai rasa yang manis dan merupakan salah satu komoditas unggulan Kota Pontianak.

Sebenarnya jeruk ini bukanlah hasil produksi pertanian Kota Pontianak. Sentra tanaman jeruk justru berasal dari Kecamatan TebasKabupaten Sambas. Namun sejak lama jeruk ini telah dikenal dengan merek dagang “Jeruk Pontianak”. Dalam istilah bahasa Melayu, “Tebas punye jeruk, Pontianak punye name”.

Sejarah pengembangan Jeruk Siam yang akhirnya terkenal sebagai Jeruk Pontianak di Kalimantan Barat sejak tahun 1936 tepatnya di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Bibitnya berasal dari negara Republik Rakyat Tiongkok. Hingga awal tahun 1950 jeruk siam telah berhasil dibudidayakan hingga mencapai 1.000 ha. Tahun 1960 sebagian besar pohon jeruk ini ditebangi karena terserang penyakit.

Pada tahun 1979 perkebunan Jeruk Siam dikembangkan kembali dan sampai tahun 1996 mengalami masa kejayaan yaitu mencapai 10.000 ha lebih dengan produksi 26.000 ton per tahun.

Setelah tahun 1996 Jeruk Siam anjlok sebagai akibat dari monopoli sistem tata niaga jeruk yang mengakibatkan harga ditingkat petani jatuh dan total pendapatan tidak cukup membiayai biaya pengeluaran; akibatnya petani membiarkan pohon jeruk merangas mati karena tidak terpelihara dan diperparah akibat serangan hama penyakit.

Saat ini masyarakat Sambas kembali mengembangkan potensi tanaman jeruk. Luas potensi areal pengembangan KSP Jeruk saat ini antara 10.000 – 20.0000 ha, terdapat di Kab. Sambas. Lokasinya terletak dalam satu hamparan dataran rendah yang luas pada beberapa Desa di Kecamatan Pemangkat, Tebas, Sambas, dan Teluk Keramat.

Berdasarkan rencana pengembangan produk unggulan daerah Kabupaten Sambas, masih tersedia pengembangan komoditas jeruk seluas 7.844 ha dan masih memungkinkan untuk diperluas, karena ketersediaan area pertanian lahan kering di Kalbar mencapai seluas 200.000 ha.

Menurut situs resmi Provinsi Kalimantan Barat, keunggulan jenis Jeruk Siam ini antara lain dalam hal popularitasnya yang sudah cukup terkenal baik dalam maupun luar negeri (khususnya ASEAN). Selain itu masa produktifitasnya juga cukup lama (15-20 tahun) dengan benefit cost ratio (BCR) sebesar 3,59. BCR jeruk siam ini merupakan yang tertinggi dibanding komoditas pertanian lainnya di Kalimantan Barat. Selain itu harga di pasaran relatif stabil dan cenderung terus meningkat.

sumber dari :  Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.